“Aruna?” “Ya Mas?” “Kamu belum jawab pertanyaan aku.” Alih-alih menjawab, Aruna malah tertawa. “Iya … aku bahagia.” Aruna menjawab. Aruna bahagia karena merasa disayangi, dilindungi, diperhatikan dan dimengerti yang tidak ia dapatkan dari suaminya yang dulu. “Ini aku harus nembak kamu dulu enggak sih buat ngeklaim kalau kamu itu pacar aku?” Aruna tergelak, beruntung tidak tersedak. Kepalanya menggeleng cepat. “Kaya ABG.” “Oke … tapi kamu harus inget ya, kamu itu pacar aku … calon istri aku.” Aruna mengangguk saja agar Adrian senang dan mereka tidak berdebat karena dalam hati pun Aruna menyukai status barunya sebagai pacar dari pria tampan itu. “Kamu boleh protes kok, kalau ada sikap aku yang bikin kamu enggak nyaman.” “Aku suka protes … tapi Mas enggak mau denger,” c