Untuk Kebaikan Meysha

1548 Kata

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang tapi Gaska dan Isvara masih ingin bergelung di atas ranjang saling berpelukan dengan tubuh polos hanya dibalut satu selimut yang sama. Gaska terlalu ganas, sepanjang malam tidak berhenti meminta padahal sebelum menikah mereka sudah sering bercinta namun katanya setelah menikah jauh lebih enak. Tidak ada perasaan bersalah atau berdosa, nikmat yang dirasakan pun lebih hakiki. “Gaska, ayo bangun … kita harus jemput Caca.” Isvara bergumam dari dalam pelukan Gaska, dia sendiri sebenarnya masih ingin terlelap karena tubuhnya yang lemas tidak berdaya hingga memucat akibat gempuran Gaska semalam suntuk hingga pagi pun Gaska tidak berhenti membiatnya mendesah. “Oh iya, Caca ….” Gaska menyibak selimut, melepaskan pelukannya lalu turun dari atas ranja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN