CHAPTER 8

977 Kata
Setelah sampai di depan Restoran Korea, Lisa masih tidak ingin turun dari mobil. Ten yang melihat tidak ada pergerakan dari wanita itu "Turun! Atau kamu mau aku menggendongmu? Mungkin terlihat menyenangkan." Lisa langsung membuka pintu, langsung turun dan menutup pintu dengan keras. Ten hanya tersenyum melihat wanita bar-bar itu lalu ikut memasuki Restoran. Para pelayan yang melihat Superstar itu langsung merapikan penampilannya, langsung menyambut Ten dengan nada centilnya "Selamat datang di Restoran kami." Lisa yang mendengarnya merasakan jijik. Ten yang sedari tadi tidak lepas pandangan dari Lisa terus tertawa kecil, "Tunjukkan tempatnya." Lalu mereka mengikuti langkah pelayan wanita itu menuju ruang VIP. Saat para pelayan wanita itu menghidangkan makanan pendamping, Lisa melihat mereka yang sengaja mencodongkan dadanya kedepan. Ten yang tahu tatapan tidak suka Lisa pada pelayan wanita lalu menyuruh pemilik Restoran itu untuk mengganti pelayan wanita menjadi pria. Lisa menggangkat sumpitnya mengambil kimchi yang ada piring kecil lalu memakannya. Lisa penyuka segala jenis makanan dan tidak ada diet dalam kamus hidupnya. Saat pelayan pria datang menyajikan daging untuk di panggang, mata Lisa langsung membinar. Ten tersenyum di sela dia meminum gelas sojunya, setelah itu tatapannya berubah menjadi dingin saat mendapati pelayan pria itu terus melirik ke arah Lisa. Lisa tidak terlalu memperhatikan pelayan pria yang memanggang daging itu, dia sibuk dengan urusan membungkus daging itu di daun selada. "Keluar!" usir Ten kepada pelayan pria itu. Pergerakan Lisa seketika berhenti saat mendengar kata Ten "Aku bilang KELUAR!" kata Ten menatap pelayan pria itu dengan tajam. Pelayan pria itu buru-buru meletakkan alat panggangan lalu keluar. Agas yang melihat kejadian itu berhenti mengunyah makanannya dan memandang Ten dengan tatapan heran begitu juga Lisa menatap heran Ten yang tiba-tiba marah mengusir pelayan pria itu. Lisa bertanya kepada Ten "Ada apa? Kenapa kamu mengusir pelayan itu?" "Tidak ada, lanjutkan makan mu." ucap Ten yang kembali meminum gelas sojunya. Lisa menaikan kedua bahunya lalu melihat Ten yang sedari tadi terus meminum soju tanpa memakan apapun, langsung membungkus daging itu dan memberikannya kepada Ten. Ten melihat sekilas daging yang sudah terbungkus itu, lalu kembali menatap wajah Lisa yang menyuruhnya memakannya. Ten mengambil piringnya, namun mendapat gelenggan kepala Lisa. Ten mengerutkan dahinya, tidak mengerti maksud Lisa. "AAA" ucap Lisa yang menyuruh Ten membuka mulutnya, Ten terkejut dengan perlakuan Lisa. Lisa yang tidak mendapat respon dari Ten akhirnya menyerah, menurunkan tangannya karena pegel tetapi di tahan oleh Ten lalu memasukan daging bungkus di mulutnya. "UHUK! UHUK!" suara batuk Agas yang melihat adegan di depannya. Lisa langsung menarik tangannya, menuangkan air di gelas lalu berjalan menuju tempat Agas sambil menyerahkan gelas itu untuk segera di minum dan mengelus punggung badan Agas. "Kalau makan hati-hati." ucap Lisa yang terus mengelus punggung Agas, seketika terhenti karena tarikan tangan Ten. "Kembali ke tempatmu dan bungkuskan aku daging lagi." perintah Ten sambil menatap tajam Agas, "Aku sudah tidak apa-apa, terima kasih." ujar Agas kembali meminum airnya. Lisa mengangguk kepalanya dan melanjutkan acara makannya sambil memeberi beberapa suapan kepada Ten. Ten menikmati makan malam kali ini, dengan menatap wajah Lisa yang tertawa saat yang lainnya melontarkan candaan. Setelah acara makan malam selesai, Lisa dengan wajah bahagianya mengelus perut ratanya karena kekenyangan. "Terima kasih atas makan malamnya." setelah itu membalikkan badannya mulai melangkah meninggalkan Ten dan lainnya. "Mau kemana?" tanya Ten yang menarik tali tas Lisa. "Tentu pulang." sambil menatap Ten dengan raut wajah bingungnya. "Naik!" Lisa yang tidak bergerak membuat Ten menarik tas Lisa mengikuti langkahnya dan mendorongnya masuk ke dalam mobil. Setelah sampai di gedung Apartemen Lisa, Lisa segera turun tanpa berkata sepatah kata. Lisa kesel dengan Ten yang memperlakukan dirinya sesuka hatinya. Dalam hati Lisa hanya kali ini saja Lisa akan menemani Jelly ke acara begituan, tidak ada lain kalinya. Lisa tidak ingin berurusan dengan namanya Ten Superstar ataupun Superstar lainnya. Lisa berjalan masuk tanpa melihat ke belangkang, Ten yang melihat sosok Lisa yang sudah hilang dari pandangannya baru menyuruh supirnya menjalankan mobilnya.  **** Keesokan paginya Lisa yang berada di dapur, meminum segelas air karena baru saja kembali dari kegiatan lari paginya mendapati ponselnya berdering.  "Halo" "LISA! OH MY GOD! KENAPA SEMALAM AKU MENGHUBUNGIMU TIDAK KAMU ANGKAT DAN BALAS CHAT AKU?" Lisa menjauhkan ponselnya dari telinganya karena mendapati teriakan Jelly. "Maafkan aku, tidak perlu menjerit segala, telingaku belum tuli. Baterai ponselku semalam habis jadi aku tidak tahu kamu menghubungiku" "Bagaimana acara makan malam dengan Superstarku? AHH... Aku begitu iri denganmu?"  "Biasa saja, lain kali tidak ada namanya ke acara konser, fans meeting dan sebagainya lagi. Aku tidak ingin kamu mengajakku ke tempat begituan lagi." ucap Lisa marah  "Iya maafkan aku Lili, coba ceritakan bagaimana dengan Ten Roger? Dia begitu tampan dan baikkan?" "Cihh.. Apanya yang baik?" Saat Lisa kembali mengingat perlakukan Ten semalam.  Jelly tertawa mendengar Lisa yang tidak menyukai Superstarnya, padahal semalam sudah menghabiskan waktu bersama "Sudahlah aku mau bersiap-siap untuk pergi berkerja, Bye" setelah melakukan panggilan itu, Lisa segera menuju kamarnya untuk mandi.  **** Agas yang melihat mood Ten sedang bagus langsung menghampirinya "Sepertinya ada yang good mood." ujar Agas tidak dapat tatapan tajam dari Ten artinya benar mood Ten sedang bagus.  "Wanita semalam namanya Lisa kalau tidak salah, apa kamu mengenalnya sebelum acara itu?" tanya Agas dengan penuh penasaran.  "Tidak." satu kata keluar dari mulut Ten, membuat Agas tidak puas. "Tetapi interaksi kalian seperti sudah kenal sebelum acara itu?" ucap Agas yang melihat Ten berdiri dari duduknya tanpa menjawab pertanyaan Agas, pergi bersiap untuk melakukan pemotretan.  Setelah pemotretan selesai, ponsel Ten berdering menampilkan wajah Lassie dengan tulisan Love "Halo babe, kenapa semalam tidak meneleponku?" terdengar suara Lassie di sana.  "Sorry baby, aku semalam kecapekan jadi lupa meneleponmu" "Bukan karena makan malam dengan wanita Lucky Fan mu?" Ten tertawa mendengar gadis kecilnya cemburu.  "Tentu saja tidak, itu hanya acara biasa yang dilakukan seorang Superstar terhadap fansnya. Hati ini hanya untuk gadis kecilku selamanya."  "Baiklah baby, aku percaya kepadamu. Aku akan kembali kerja dan menelponmu lagi nanti, je t'aime." Panggilan terputus, Ten menutup ponselnya dengan senyum menyeringai dibibirnya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN