Jelly menatap nomor di tiket "01246" dengan wajah lesu dan kecewa meratapi nasibnya yang kurang beruntung. Jelly membalikkan badannya dan menatap tiket di tangan Lisa, seketika wajahnya membinar melihat nomor tiket di tangan Lisa.
"Panggilan terakhir untuk nomor 01247" tiba-tiba tangan Lisa terangkat dan membuat semua orang mendesah kecewa.
Lisa melototi Jelly yang meraih tangannya ke atas "Apa yang kamu lakukan? Lepaskan tanganku?" Ucap Lisa dengan marahnya. Jelly menggelengkan kepalanya "Silahkan maju kedepan untuk nomor 01247" ucap Host memerintahkan Lisa untuk maju ke depan. Jelly langsung mendorong Lisa ke hadapan para bodyguard yang sudah menghampirinya "Pergilah."
Lisa tidak bisa membantah karena semua pada melihatinya, di dalam hati Lisa mengumpat Jelly. Lisa perlahan menaiki atas panggung dengan menundukan kepalanya agar memutupi wajahnya.
"Sepertinya Nona ini malu, siapa namamu Nona?" Tanya Host.
"Lisa"
Host tertawa keras melihat tingkah Lisa "Tidak perlu menunduk wajahmu Nona, tidak perlu malu."
Ten yang melihat Fannya terus menunduk wajahnya langsung berjalan mendekat, memegang dagu wanita tersebut dan mendogakannya. Seketika Ten terkejut saat melihat wajah wanita itu, bukannya wanita ini adalah ...
Terdengar suara riuh dari para Fansnya yang melihat Ten melakukan hal tersebut. Ten seakan tuli dan terus menatap seluruh wajah wanita yang ada di depannya.
Jelly yang berada di antara jutaan Fans tidak percaya dengan apa yang dia lihat, langsung mengambil kameranya dan memfoto adengan tersebut begitu banyak.
Lisa yang melihat wajah Ten memandanginya begitu lama langsung menepis tangan Ten dengan kasar membuat Ten tersadar dari lamunannya. Host yang melihat adegan itu hanya bisa terdiam dan mulai mengakhir acara itu karena Lucky Fan sudah terpilih.
Lisa segera turun dari atas panggung dan mendapati Agas yang menyuruhnya untuk mengikutinya langsung ia hiraukan. Lisa berjalan menuju pintu keluar untuk mencari keberadaan Jelly, saat dirinya mencapai pintu keluar, tangannya di tarik oleh seseorang. Lisa yang ingin marah langsung terdiam melihat orang yang menariknya.
"Lepaskan aku!" Seru Lisa sambil mencoba melepaskan genggaman dari Ten.
"Mau kemana? Urusan kita belum selesai?"
"Tidak ada urusan di antara kita, jadi tolong lepaskan aku!" Namun semua itu sia-sia karena genggaman Ten begitu kuat.
"Kau menyakitiku!" Ten langsung menarik Lisa menuju dimana mobilnya terpakir, menghiraukan jeritan sakit dari mulut Lisa.
"Hei! Mau dibawa kemana aku? Lepaskan! Aku harus mencari sahabatku." Lisa terus meronta sampai tiba di depan mobil, Ten langsung mendorong Lisa masuk ke dalam.
"Apa begini kelakuan kamu terhadap Fans mu? Dasar pria kasar!" Ten yang mendengar perkataan wanita itu langsung mendekatkan wajahnya. Lisa seketika mundur ketika pria itu mendekatkan wajahnya "Apa yang mau kamu lakukan? Menyingkir dari hadapanku!" Sambil mendorong tubuh Ten menjauh.
"Rupanya kamu tidak berubah, selalu suka hati beransumsi." Ucap Ten sambil meneliti wajah wanita yang ada di depannya.
"Apa maksudmu? Apa kamu mengenalku?"
"Tentu saja, Wanita yang pertama kali memukuliku, menggigit tanganku dan menyatakan bahwa aku adalah seorang pencuri."
Lisa yang mendengar perkataan Ten seketika menegang. "Bagaimana? Sudah ingat? Aku tidak tahu bahwa kamu adalah Fanku, bisa-bisanya kamu membohongiku saat itu dengan berpura-pura tidak mengenalku." Lisa menatap Ten dengan tatapan marah dan langsung mendorong tubuh Ten dengan kuat sampai dirinya terduduk di kursinya.
"Kamu salah! Aku bukan Fanmu, aku tidak mengenalmu saat itu, begitu juga dengan sekarang. Aku hanya menemani sahabatku ke acara tak penting ini, jadi biarkan aku keluar dari mobil ini dan untuk acara makan malam kamu bisa membawa Fans kamu yang lainnya karena aku tidak punya waktu untuk itu." Ucap Lisa dengan sekali tarikan nafas dan membuka paksa pintu mobil itu, persetan dengan pintunya yang rusak. Baginya sekarang keluar dari tempat bahaya ini.
Ten yang melihat Lisa mau melarikan diri langsung meraih pinggangnya dan berakhir Lisa terjatuh di pangkuannya. "Lepaskan aku!" sambil terus meronta.
"Ssshhhtt... Jangan terus bergerak! Jika kamu tidak ingin aku terkam di sini." ucapan Ten sukses membuat Lisa berhenti meronta.
TOK TOK TOK
Suara ketukan kaca terdengar, Ten menurunkan kaca mobilnya dan terlihat Agas yang berada di luar. Agas yang terkejut melihat Lucky Fan itu berada di pangkuan Ten langsung berdehem, bertanya "Untuk malam nanti, mau di Restoran mana?"
Ten berpikir sebentar lalu bertanya kepada wanita bar-bar yang ada di pangkuannya. "Kamu ingin makan malam di Restoran mana?" untuk pertama kali seorang Ten menanyakan kepada wanita yang tidak dia kenal. Agas yang melihatnya ternganga, ini bukanlah Ten. Selama ini Ten tidak pernah menanyakan keinginan wanita lain selain Lassie kekasihnya.
"Tidak perlu, lebih baik kalian cari Fans lain. Aku ada urusan yang harus diurus." setelah ucapan itu Lisa membuka pintu mobil, beranjak turun, tetapi di tahan oleh Ten dengan menutup kembali pintu mobil itu.
"HEI!"
"Segera masuk! Kita menuju ke Restoran korea." Agas yang mendengar perkataan Ten segera masuk, duduk di bagian depan.
"APA..." ucapan marah Lisa terhenti saat Ten mengecup bibir Lisa.
"Manis, rupanya untuk hentikan mulut rewelmu hanya dengan sebuah kecupan." ucap Ten tersenyum melihat wajah kesel bercampur amarah wanita bar-bar itu.
"KAU!"
"Jika tidak ingin kucium kembali maka diam!"
Lisa langsung diam, mendorong d**a Ten menjauh dari tubuhnya "Lepaskan aku! Aku mau duduk di kursiku sendiri." Ten langsung melepaskan pelukannya, membiarkan Lisa beranjak menuju kursi di sebelahnya.
"Padahal duduk di pangkuan lebih nyaman." goda Ten tersenyum, membuat Lisa memalingkan wajahnya melihat pemandangan di luar jendela.
Agas yang berada di depan kebingungan melihat sifat Ten dari kaca. Agas merasa seperti bukanlah Ten. Seorang Ten tidak pernah menggoda, tersenyum ataupun ramah kepada orang yang tidak dikenalnya. Apalagi wanita yang ada di samping Ten, wanita itu baru di kenal saat di acara tadi. Tapi lihatlah mereka seakan sudah saling kenal sejak lama.