CHAPTER 11

1054 Kata
Setelah sampai di tempat kerja, Lisa langsung masuk ke dalam tanpa mempedulikan Ten. Ten yang berjalan dengan santai mengikuti Lisa memasuki perusahaan, mendapati tatapan terkejut dari semua orang. Setiap pegawai yang melewati mereka membukuk badannya memberi hormat, membuat Lisa kebingunggan. Kenapa semua pada hormat kepadanya? Apa aku naik jabatan? Lisa terkekeh dalam hatinya. Saat di depan lift semua karyawan yang ada di sana tidak berani mendekati Lisa. Lisa yang kebingungan langsung melihat kebelakang dan terkejut mendapati Ten berada di belakangnya. "Ba..Bagaiman bisa kamu berada disini?" "Ting!" Suara Lift terdengar dan terbuka. Di dalam lift terdapat sekretaris CEO yang ingin menyambut Ten tetapi tidak di lakukan karena mendapati tatapan Ten yang mengartikan untuk diam. "Karena aku seorang Superstar, jadi aku bisa masuk di perusahaan ini" Lisa memasuki lift tersebut tanpa ingin berkata apapun, karena dia tahu apa yang dia bilang nanti tidak bisa menang dari pria itu. "Kenapa kalian tidak masuk?" Tanya Lisa kepada karyawan lainnya yang berada di depan lift. "Masuklah!" Kata Ten sehingga karyawan lainnya masuk dengan wajah terkejut mendengar perkataan CEO mereka. "Jangan ganggu aku saat kerja!" Kata Lisa dengan suara penekanan kepada Ten yang dapat di dengar oleh semua orang yang di dalam lift. Para karyawan maupun sekretarisnya bergetar ketakutan, keringat dingin dan mempersiapkan diri mendengar amarah boss mereka. "Aku tidak akan ganggu, aku akan pergi ke kantin kantor ini. Di lantai berapa letak kantin kantor?" Tanya Ten dengan tatapan genit kepada wanita sexy di sampingnya yaitu sekretarisnya. "Di lantai 22 S.." "Thank you sweety." Memberi satu kedipan mata menggoda. "Cih...Dasar pria genit." Ujar Lisa yang membuat semuanya terkejut karena berani mengatai bossnya sendiri. Lift kembali berbunyi dan sampailah Lisa di lantai devisinya. Lisa keluar tanpa Ten yang mengikutinya membuatnya lega, akhirnya bisa terbebas dari pria menyebalkan itu. Morgan menghampiri Lisa "Ada apa Lisa? Ini masih pagi dan wajahmu sudah cemberut begitu?" "Tidak ada Sr, lima menit lagi rapat dan aku ingin menyiapkan berkasnya dulu." Ucap Lisa lalu pergi meninggalkan Morgan. Di lain sisi Ten yang masih di dalam lift saat Lisa sudah keluar, seketika atmosfer dalam lift berubah. Sisa beberapa karyawan dan sekretarisnya berada di dalam lift dapat merasakan aura yang hangat berubah begitu cepat menjadi dingin. "Di bagian devisi mana dia bekerja?" "Di.. di bagian desain Sr" "Jadikan dia karyawan tetap, dan aku ingin berkas tentangnya segera ada di mejaku." Ten keluar dari lift menuju ruang wakil CEO dari perusahan ini. Ten adalah pemilik gedung kantor ini, perushaan T.R merupakan salah satu perusahan besarnya. Jadi jangan heran saat semua melihatnya menunduk memberi hormat, hanya Lisa saja yang tidak mengenalnya. Ten terkekeh, rupanya apa yang Lisa bilang ternyata benar bahwa dirinya tidak mengetahui apapun tentangnya. Setelah menemui wakil CEO, Ten menuju lantai tempatnya berada yaitu ruangan CEO.  Ten menduduki kursi kebesarannya dan mendapati berkas yang dia mau berada di mejanya. Ten membaca biodata Lisa, Lisa Spencer wanita berumur dua puluh dua tahun, masih menduduki semester enam di perkuliahan dan hidup sebatang kara di Apartemen XXX. Ten yang membaca biodata Lisa sepertinya tidak ada yang spesial, semua itu hanya biodata yang biasa pada umumnya. Ten menutup berkas itu, lalu membuka komputernya, dan mengamati Lisa dari layar komputernya melalui kamera cctv. Wajah yang tersenyum seketika berubah saat mendapati Lisa yang di kelilingi oleh para pria. Ten langsung meremas kertas yang ada di meja. **** "Lisa." Panggil Jelly. "Sudah lama menunggu? Maaf ya aku telat." Ucap Lisa sambil meletakkan map yang ada di tangannya di atas meja lalu meraih minuman Jelly dan langsung meminumnya sampai habis. "Gila main minum saja. Pesan yang baru tidak?" "Iya, akan aku ganti yang baru." Memangil pelayan dan memesan minuman dan makanan mereka. "Ini tugasnya sudah aku selesaikan. Coba kamu lihat?" Sambil menyerahkan map itu kepada Jelly. Jelly meraih map itu dan membukanya lalu meneliti satu persatu gambar sketsa itu. "Ini sudah bagus dan sesuai konsep judul kita." Lalu menyimpan kembali kertas itu ke dalam. Jadi ceritakan padaku tentang waktu itu yang kamu menjadi lucky Fan Ten Roger. Dengan begitu semangat Jelly menanyakan kembali tentang acara itu. "Bukannya sudah aku ceritakan kepadamu saat di telepon? Tidak ada yang spesial Jel, hanya makan malam biasa. Kamu kan tahu aku bukan Fans dia, jadi hanya makan habis itu pulang" "Ahhh... Betapa beruntungnya kamu! Walaupun hanya makan malam biasa tetapi kamu sudah bertemu secara bertatap langsung dengannya." Lisa hanya bisa tertawa cengegesan, di dalam hatinya "Kita bahkan lebih dari itu." Jika Jelly mengetahui bahwa Ten nginap di Apartemennya dan mereka sudah tidur bersama. Lisa tidak tahu reaksi apa yang akan di tunjukkan kepadanya. Sudah seminggu semenjak itu, Lisa tidak di pertemukan dengan Ten. Lisa begitu senang karena tidak ada yang menganggu kenyamanan hidupnya. Ponsel Lisa berbunyi menampilkan foto Brian di layar ponselnya dengan senyum cantiknya, Lisa menjawab panggilan itu, "Halo Bri" "...." "I miss you too" "..." "Benarkah? Aku akan menjemput nanti?" "...." "Yakin tidak mau di jemput? Baiklah aku akan menunggumu pulang." "Brian?" Tanya Jelly yang mendapati anggukan kepala Lisa. "Aku heran dengan hubungan kalian? Mau sampai kapan hubungan kalian begini terus?" "Entahlah Jel, aku takut sakit hati" "Tapi kalian tidak bisa begini terus Li, kamu harus mengutarakannya agar kamu bisa tahu isi hatinya Brian kepadamu. Dari yang aku lihat Brian mencintaimu juga" "Benarkah?" "Benar, bagaimana bisa seorang CEO tampan sepertinya sampai sekarang tidak memiliki kekasih bahkan my Superstar Ten Roger sudah memiliki kekasihnya sendiri" "Ten sudah memiliki kekasih?" Tanya Lisa yang tidak tahu bahwa dia sudah memiliki kekasih. "Benar Ten sudah memiliki kekasih? Kenapa? Tidak biasanya kamu menanyakan tentang Superstatku?" "Tidak aku hanya terkejut, Dia yang sudah memiliki kekasih tetapi masih banyak di gilai oleh para wanita?" "Itu hal yang wajar, kekasihnya begitu cantik. Betapa beruntungnya menjadi wanita itu memiliki pria seperti Ten." Ucap Jelly sambil memakan makanannya. Di dalam hati Lisa mengumpat si Ten. Beraninya dia yang sudah memiliki kekasih menginap di tempatnya dan bahkan mereka sudah tidur bersama, walaupun tidak melakukan apa-apa, tetapi itu sudah tidak benar. Lisa mengeram marah dalam lamunanya dan menusuk daging steak itu dengan pisau dengan kuat membuat bunyi piring itu berdenting. Jelly yang melihat sahabatnya yang aneh sekaligus mengerikan langsung menyadarkannya dari lamunan. "Awas kamu Ten Roger, jangan sampai kita bertemu." Ucap Lisa di dalam hatinya. Di sisi lain Ten tersedak dalam makanannya, Lassie memberi segelas air untuk Ten. "Makannya hati-hati babe." Ucap Lassie khawatir. "Thank you baby" kecup Ten di bibir kekasihnya. "Siapa yang berani mengataiku?" Tanya Ten di dalam hatinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN