48. Empat Puluh Delapan

1973 Kata

“Pulang, Nak. Datang lagi nanti kalau Rahee sudah tenang.” Itu yang bapak panti katakan semalam. Dan semalaman suntuk Altarik menangisi Rahee, menyesali kebodohannya sendiri. Selepas diobati wajahnya oleh Bang Samudra, Altarik mengurung diri di kamar. Orang-orang pun membiarkannya, mungkin mereka memaklumi, memberi ruang dan waktu untuknya menenangkan diri. Sedang Bang Chandra diobati oleh Wendi. Altarik menginap di rumah utama, dia tidak diizinkan pulang apalagi menyetir, Bang Samudra khawatir. Barangkali nanti amit-amitnya terjadi kecelakaan. Selain itu, sengaja, Samudra meminta Bang Umin lalu beberapa keluarga yang lain untuk datang. Seperti sekarang, mereka datang untuk ini. Menyidang Altarik di meja kebangsaan keluarga kesebelasan. "Kalian berantem kenapa?" tanya Samudra memul

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN