Kata-kata Dimas terdengar klise, tetapi bagi orang sukses dan mapan yang usianya mendekati empat puluh seperti dirinya, menemukan seseorang dengan tujuan menghabiskan sisa hidup adalah hal yang serius sekaligus masalah besar. Dan sekarang Dimas sepertinya telah membuat keputusan, dia telah menemukan orang yang dia inginkan.
Yang paling tenang di antara mereka adalah Edwin, mungkin karena dia merasa tidak ada hubungannya dengan pembicaraan itu. Tapi dia tanpa sadar melirik papanya, Jarvis, dan Jarvis mengangguk sedikit pada Edwin, karena sepertinya ada yang ingin Edwin sampaikan. Edwin pun ikut menanggapi pembicaraan dan memecah suasana canggung dan kaku sejak Dimas mulai serius membicarakan pertunangannya.
“Nona Andrea yang dimaksud Om Dimas itu … apa Andrea yang berasal dari Bogor, hm
