Terdengar suara dentingan gelas anggur yang beradu, di bawah cahaya merah yang berasal dari cahaya lilin. Anggur, seperti satin merah yang mengalir, berputar-putar di dalam gelas transparan saat pandangan Dimas dan Kinanti bertemu. Mereka berdua lalu minum anggur dalam jumlah yang cukup banyak, karena perasaan yang begitu tenang dan suasana yang intim. Sambil bercakap-cakap tentang kesibukan masing-masing dan masa depan, mereka menikmati makanan lezat dan berkualitas yang sudah terhidang. Anggur sudah hampir habis yang sebagian besar diminum oleh Dimas, dan Kinanti yang tidak bisa minum banyak, jadi tersipu melihat sikap Dimas kali ini. Entah berapa lama mereka berbincang, dan Dimas tidak sengaja melirik arlojinya, jam malam itu sudah menunjukkan pukul delapan. Dia meletakkan gelas anggu