Dita saat ini sedang menatap pantulan dirinya di cermin, tidak terlalu menyedihkan seperti tadi pagi. Ini berkat Saka, seharusnya dia banyak berterima kasih karena tanpa pria itu, mungkin dirinya masih terpuruk. Matanya tertuju pada jam kecil yang dipajang di meja samping tempat tidurnya, waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Sepulang berjalan-jalan dengan Saka, sebelum berpisah menuju kamar masing-masing, tadi pria itu mengajaknya makan malam. Saka bilang, ini adalah makan malam paling spesial. Dita pikir, mungkin karena sekarang adalah malam terakhir mereka di kota ini. Ya, besok siang mereka akan kembali pulang. Dita sama sekali tidak merasa kalau Saka sebenarnya sedang mempersiapkan sesuatu yang spesial untuk ulang tahunnya. Saka memang sudah menyusun kejutan yang manis. Sa