Ini masih sangat pagi, tapi mobil Indra sudah stand by di depan tempat tinggal Dita. Tangannya membawa paperbag berisi makanan untuk wanita yang sangat dia cintai. Begitu turun dari mobil, sebuah motor ternyata juga berhenti dan berparkir di dekat mobilnya. Pria itu lagi. Indra kemudian mendekat ke arah Saka yang saat ini sedang membuka helmnya. “Ada perlu apa?” tanya Indra santai. “Gue cuma diutus sama atasan buat berangkat lebih pagi bareng Dita.” “Diutus berangkat lebih pagi aja, kan? Bukan suruh berangkat bareng?” “Kalau Dita wanita baik-baik dan setia sama lo, dia nggak bakal mau ngeladenin gue. Tapi, faktanya Dita mau sama gue.” Saka sengaja memancing Indra. Seketika ucapan Saka membuat emosi Indra naik. Namun Indra dengan hebatnya masih bisa bersikap tenang, padahal dia ingin