“Bisa bicara sebentar?” tanya Saka pada Rani. Rani pun mengangguk. “Itu kertas apa, Ran?” “Permohonan cuti.” “Kenapa cuti? Udah disetujui?” Rani mengangguk lagi. “Kenapa kamu jahat banget? Bisa-bisanya kamu nggak menolak saat Indra mengajakmu menikah? Dugaanku benar, kan? Kamu memang suka sama Indra,” tuding Saka. “Oke, mungkin aku pernah memintamu ngerebut Indra dari Dita, tapi tolong … sekarang aku mohon kamu jangan pernah setuju atas pernikahan ini. Harusnya kamu sadar kalau Indra cuma buat Dita.” “Aku juga maunya gitu, Saka.” “Maunya gitu tapi apa? Kamu diam aja saat Indra bilang mau nikahin kamu. Aku nggak nyangka kamu se-tega itu sama Dita.” “Aku udah berusaha bilang nggak mau, tapi….” “Dan kamu langsung nyerah?” Saka sengaja memotong ucapan Rani. “Mungkin ini gila, tapi a