Matanya memutarkan pandangan ke sekeliling rumahnya yang terasa sangat kosong dan hampa padahal semua masih berada di tempatnya. Biasanya saat dia pulang kantor putrinya berteriak antusias menyanbut kedatangannya dan aroma masakan menguar dari arah dapur. Satu minggu belakangan ini semua berubah, kehangatan dan keharmonisan keluarga kecilnya mendadak direnggut begitu saja meninggalkan luka yang cukup dalam dan sulit disembuhkan. Arkan meremas dadanya yang terasa sangat sesak dan sakit, rasanya masih seperti mimpi Zahira yang begitu dia cintai tega mengancurkan hatinya. Kakinya melangkah mendekati sofa dan duduk dengan wajah sendu. Matanya fokus menatap foto berukuran cukup besar yang sengaja dia panjang di ruang tengah agar selalu bisa dia tatap foto itu saat tengah bersantai. Tapi