Karena tak tega meninggalkan Alma dan Zahira sendirian dibtengah lebatnya hujan dan petir yang saling bersahutan akhirnya Arkan memutuskan untuk menetap disini meski rasanya sangat canggung karena mereka masih dalam prahara besar. Dia makan dengan serius, dan sesekali memantau Zahira yang mulai mengomel karena Alma hanya memainkan roti cokelat di tangannya sampai noda cokelat mengotori baju. Setelah nasi goreng di piringnya habis barulah Arkan mulai mengambil alih Alma agar Zahira bisa makan dengan tenang. “Rotinya nangis kalau dimainin kayak gitu.” Arkan merebut roti itu dan membuang ke tempat sampah karena sudah tidak layak makan. Sontak Alma menangis karena itu roti miliknya satu-satunya. “Lihat itu baju kamu kotor banget, ayah nggak mau temein kalau kamu jorok gitu.” “Yayah!!”