Aku sudah memilikinya, tetapi kenapa kepada pria itu atas sosok yang sudah kuikat, aku masih waswas kala mereka bertemu? . . "Makan dulu, ya? Abang suapin." Tania geleng-geleng, memupus air mata. Baru semalam rumah ini penuh dengan tawa dan rencana bahagia, tetapi sekarang tawa itu pecah menjadi tangis, rencana bahagia pun tinggal sekadar wacana. Yang tak akan pernah bisa terlaksana sebab salah satu personil keluarga Daneswara telah tiada. Menjelang sore tadi papa dikebumikan. Tania berusaha keras agar tidak bercucuran air mata selama proses perawatan jenazah papa hingga akhirnya dikubur, lalu Tania menaburi bunga sebagaimana mama dan Kak Zinia. Dewasa kini, Tania hanya merasa dekat dengan papanya. Tidak dengan mama, apalagi Kak Zinia. Hanya papa. Dan Tania sudah melewatkan empat tah