Adisti mondar mandir di balkon kamar hotel tempatnya menginap. Perempuan itu harap-harap cemas menunggu kabar dari Erik. Adisti sangat berharap agar Erik bersedia membantunya karena Adisti sudah sangat lelah sekali menjadi boneka Farhan yang hanya dimanfaatkan oleh suaminya itu. Belum lagi perlakuan Farhan padanya. Tidak pantas jika disebut istri tapi lebih kepada pembantu. Adisti sudah capek lahir dan batin. Sepuluh tahun berumah tangga dan menjadi b***k Farhan, Adisti rasa sudah saatnya kali ini dia bertindak. Di saat pikirannya tengah kacau, suara bel pintu kamar berbunyi. Adisti terhenyak. Tak lantas langsung membuka pintunya, wanita itu sedang berpikir siapa gerangan yang datang. Tidak mungkin suaminya kan? Tapi kalau memang benar Farhan menyusulnya ke sini, pasti ada sebab yang me