Bangun tidur dalam keadaan kepala nyeri akibat hangover, Keenan justru dibuat semakin pusing dengan kenyataan bahwa ternyata Aretha tidak bermalam dengan Troy di hotel. Bahwa semua tidak terjadi seperti apa yang dia kira. “Please, kamu tidak sedang mempermainkan aku, ‘kan?” engah Keenan mendengar jawaban Aretha. Jemarinya masih menggenggam erat pergelangan tangan sang karyawan cantik. Aretha menggeleng, “Saya tidak pernah mempermainkan siapa pun, Tuan. Untuk apa saya mempermainkan Tuan?” “Kamu sungguh tidak berbaikan dan kembali dengan Troy?” Keenan seperti tak percaya, kembali mengulang untuk yang kedua kalinya. Ketukan di pintu kembali terdengar bersama suara Russel yang menyeru kencang. “Nyonya Aretha! Selamat pagi! Saya datang menjemput Tuan Keenan!” Queen tersenyum, “Russel sudah