Pertanyaan Keenan selalu menghadirkan debaran menggila di batin Aretha. Setelah bertanya apa dia mau jadi kekasihnya, sekarang bertanya apa dia mau dicium oleh bos tampannya tersebut. Menelan salivanya dengan berat, Aretha memberanikan diri untuk menggeleng. “Kita … uhm … kita ….” Lalu, ia mendorong Keenan yang ada di atasnya, membuat posisi mereka kembali duduk berdampingan. “Menurutku, kita jangan terburu-buru ….” Wajah Aretha merah padam karena malu merayap di sanubari. Ia memalingkan wajah, terlalu salah tingkah karena Keenan menatapnya terlalu lekat. “Aretha,” panggil CEO menawan. “Ya?” “Nanti malam ikut ke rumahku, ya?” “Ha?” Mata Queen terbelalak. Keenan mengulang sembari tersenyum merdu, “Ikut ke rumahku. Aku akan memperkenalkanmu secara resmi kepada ibuku.” “Secara res