Ibu satu anak bersimpuh di hadapan sang putra. Mengusap air matanya sesaat, lalu berbicara dengan menahan isak. “Paris, naiklah dulu ke kamarmu, ya? Orang dewasa sedang berunding dan bukan tempatnya bagi anak kecil sepertimu untuk tahu apa yang kami bahas.” “Kenapa Mommy menangis? Siapa yang menyakiti Mommy hingga menangis?” lirih Paris ikut mengusap air mata ibunya. Aretha menggeleng dan tersenyum perih, “Mommy’s fine. Mommy baik-baik saja, Nak. Naiklah ke atas, ya? Ceritakan pada teman-temanmu seseru apa pertandingan Lakers tadi. Perlihatkan semua souvenir yang kamu bawa pulang. Pasti mereka kagum melihatnya.” Paris tertawa pelan, “Aku mengambil banyak foto dengan para pemain Lakers, Mommy. Aku masuk ke ruang ganti mereka bersama Paman Keenan. Aku mendapat banyak tanda tangan! Bahkan