“Rencana Ayah gimana?” “Soal apa, tweety?” “Semuanya.” “Mmm … berputar-putar di kamu dan ibumu saja, nak.” Pagi ini aku dan Bang Arga dua kali makan. Kami memang biasa sarapan selepas shalat subuh berhubung jika sedang bertugas di shift satu, Abang harus tiba di rumah sakit setidaknya sejam sebelum jadwalnya dimulai. Sementara mengisi perut sesi kedua – mungkin lebih tepat dikatakan brunch – dihadiri lebih banyak peserta. Bahkan geng Cambridge pun turut bergabung. Dan sangkin serunya atmosfer yang tercipta, rasanya aku tak enak hati jika menarik Ayah untuk sejenak menyempatkan waktu berkencan denganku. Selepas makan, Ayah bertanya bila dibolehkan melihat tempatku tinggal. Tentu saja aku tak menolak. Bersama Ibu – yang hari ini meminta izin khusus untuk tidak bekerja – juga Mama, Papa

