126:AYRA-NGEGAS

1711 Kata

Nihil kata. Moment haru di hadapanku begitu terasa indah namun menampar hati di saat yang bersamaan. Apa yang kusaksikan membuatku sadar agar tak perlu menggenggam bara. Tak ada untungnya, justru menyakiti diri sendiri. Melupakan memang terasa sulit, namun ada waktu sebagai penyembuh hati. Kelak, saat luka itu tertutup, memori kelam tersebut tak akan lagi membawa perih, maafpun akan datang dengan sendirinya. Aku tak bercanda saat mengatakan jika menikah dengan orang baik. Abang mengajarkanku banyak hal, terutama tentang menata hati dan menerima uji. Jika bukan karenanya, entah kehidupan seperti apa yang aku jalani kini. “Jagiya?” “Hmm?” “Sini, kenalan sama Ruri.” Kukembangkan senyumku sembari melangkah. Di titik temu, Bang Ruri mengulurkan tangannya lebih dulu. “Ruri.” “Ayra, Bang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN