Senyuman Kenanga mengembang di sudut bibir, merasakan tangan besar itu mengusap lembut pinggangnya. Sikap Jayden ini membuatnya gugup, namun ia tau Jayden hanya menggoda. Kenanga menarik sudut bibir, melepas pelukan pria itu cukup kuat. Sedikit mendorong tubuh tegap Jayden hingga sedikit membentur tembok di belakangnya.
Kedua alis Jayden menyatu, sorot mata tajam itu mengawasi Kenanga dengan sangat intens.
Kenanga tersenyum manis, meski tak terlalu tinggi, ia memberanikan diri memerangkap Jayden dengan satu tangan. Satu tangannya lagi memainkan dasi Jayden.
"Bukankah aku sudah memberikan semuanya? Apa lagi yang kau minta?" ucap Kenanga, melirik Jayden dengan pandangan nakal. "Haruskah kita melakukannya sekarang?" Kali ini tangan mungil itu bergeser lembut ke rahang Jayden, bagian itu se
