Sapaan lembut dibalut nada penuh rayuan itu membuat Kenanga tersenyum sinis. Sebelum menoleh, segera mengulas senyum penuh kepalsuan. Pandangan bergerak pelan menyoroti Roger yang siang itu tampil sangat menawan. Senyuman khas dengan tatapan tajam itu membuat hati Kenanga sedikit tersentil. Roger memang pria yang mempesona sekali. "Tuan Roger? Ada apa kemari?" Kenanga mengerutkan wajah, berpura-pura seolah kaget. "Aku sengaja ingin menemuimu, Nona Pricillia." Roger menjawab santai, memasukan kedua tangan ke dalam saku. Sedikit membahasi bibir sehingga gayanya semakin menarik. "Menemuiku?" Kenanga mengernyit, dalam hati tertawa remeh. Ternyata Roger sudah masuk ke dalam perangkapnya. "Baiklah, kita bicara di ruangan saya. Anak-anak boleh istirahat dulu." Kenanga berjalan mendahului Rog