"Jay, kau membawaku kemana?" Kenanga menahan dirinya ketika Jayden mengajaknya pergi. Ia menatap pria itu penuh rasa ingin tahu namun Jayden tidak menjawab, justru menatapnya sangat tajam. Tatapan mata itu mengingatkannya pada dulu saat pertama kali mengenal Jayden, sangat dingin dan begitu menusuk. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya menganggu pikiranmu saat ini. Saat ini aku bahkan selalu bersamamu, memberikan semua yang aku bisa untukmu. Kenapa kau seolah masih meragukan aku, Kenanga?" Jayden sebenarnya cukup tak senang akan sikap Kenanga yang meragukan dirinya. Ia sangat benci dengan perasaan seperti itu, tapi ia tidak ingin marah dan membuat Kenanga menangis hanya karena kemarahan sesaat. "Bagaimana aku tidak ragu? Sedangkan setelah bersamaku saja kau masih menyimpan semua kenangan