Arga kembali duduk di ruang tengah bersama Sovia. Mereka duduk bersebelahan. Sovia tidak mengerti kenapa dia mengizinkan Arga untuk kembali duduk bersama dan mengobrol, bukan malah menyuruhnya pulang karena sudah malam. “Aina sekarang tinggal di rumah orang tuanya, Sov,” ucap Arga. “Setelah kemarin mengajukan gugatan cerai,” imbuhnya. “Lalu apa masalahnya? Itu masalah kalian bukan?” ucap Sovia. “Iya itu memang masalah rumah tangga kami, Sov. Aku menyerah, membujuk Aina lagi. Dia benar-benar ingin pisah denganku,” ucap Arga. “Lalu?” tanya Sovia. “Dia memintaku kembali denganmu,” jawab Arga. Sovia hanya menyimpulkan senyumannya. Dia tidak tahu kenapa saat mendengar Arga ingin kembali, hatinya merasa hangat. Entah hangat karena ia butuh sandaran hati, atau karena memang Sovia pun masih