Hari ini aku dan Masa Arfa baru bisa periksa kandungan, karena dokter rekomendasi dari Mama kemarin-kemarin sudah full ada janji dengan pasien lain. Selain menunggu dokter itu kosong, kami juga harus menyesuaikan dengan jadwal Mas Arfa. Alhasil, kami harus menunggu hampir satu minggu untuk periksa. “Rasanya masih enggak percaya, serius...” lirihku sore itu, ketika aku dan Mas Arfa baru saja keluar dari ruangan Dokter Gina, dokter yang kami percaya untuk cek kandungan mulai hari ini sampai nanti kalau lahiran. “Masih sebesar biji kacang,” Mas Arfa menyahut, dan itu membuatku mendongak sambil meringis. “Gemes!” aku menatap polaroid yang aku pegang, lalu segera memasukkannya ke dalam tas kecil yang aku bawa. Aku dan Mas Arfa jalan beriringan menuju apotek. Aku menunggu Mas Arfa di kursi t