“HAH? Yang bener, Bu?” aku mendadak speechless begitu mendengar penuturan ibu. Jantungku seketika berdetak lebih cepat, sampai rasanya aku lemas sendiri. “Iya, Na. Kemarin Papa sama Mamanya Nak Arfa di rumah sampai sore. Bener-bener semuanya dibahas, tanpa terkecuali.” Aku terdiam cukup lama, karena merasa belum percaya dengan apa yang ibu ucapkan. Bukan aku menganggap ibu sudah berbohong, tetapi lebih kepada aku sangat terkejut. “Mereka jahat atau enggak, Bu? Maksudku, kelihatan sok berkuasa mentang-mentang orang kaya, gitu?” Sebelumnya aku minta maaf karena bertanya seperti ini, seolah aku meragukan Om Ravi dan Tante Ivi. Sama sekali bukan itu tujuanku, aku hanya ingin mendengar penilaian Ibu tentang mereka. “Sama sekali enggak, malah baik banget. Memang waktu pertama kali Ayah s