45. Resepsi Kedua

1909 Kata

Resepsi yang diadakan keluarga Mas Arfa di Jakarta benar-benar jauh melampaui espektasiku. Aku bahkan sampai dibuat gugup bukan main, merasa was-was, barangkali ada yang menilaiku tak pantas bersanding dengan Mas Arfa di pelaminan. Oke, aku mulai berlebihan lagi... Pada awalnya, daripada memikirkan diriku sendiri, aku lebih memikirkan bagaimana keluargaku yang ikut datang ke Jakarta. Apakah mereka bisa menyesuaikan diri? Atau malah merasa kurang nyaman? Kekhawatiranku perlahan memudar ketika melihat Ibu mengobrol dengan Mama Ivi sampai aku lihat keduanya tertawa sambil menutup mulut. Dilihat dari cara mereka tertawa, topik yang mereka bahas sepertinya seru. Ibu yang dulu lulusan D3 Ekonomi, terlihat bisa membaur dengan Mama Ivi yang lulusan S2 di luar negri, entah kenapa membuatku bangg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN