44. Tamu Agung

2145 Kata

                “Sekali lagi, makasih banyak, ya, Vi? Udah nyempetin datang.” Aku belum juga melepaskan tangan Viona – teman SMP-ku dulu— yang hendak pamit pulang karena dia harus kembali ke Perth pagi ini juga.   “Sama-sama, Na. Maaf ya, aku ketinggalan info. Juga, kayaknya aku ganggu waktu istirahat kamu sama suamimu. Maaf banget...”                 Aku buru-buru menggeleng. “Enggak papa, santai aja.”                 Vio kembali mendekat, lalu memelukku untuk beberapa saat lamanya. “Lain kali kalau aku pulang agak lama, dan kamu juga lagi ada di rumah, kita harus jalan-jalan bareng.” “Iya, pasti.” “Duluan ya, Na. Mas...” Vio melambaikan tangan padaku, juga menunduk sebentar ke arah Mas Arfa yang berdiri di sebelahku. “Hati-hati, Vi!” “Iya!” Vio setengah berlari menuju taxi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN