Hari ini adalah hari terakhir aku dan Mas Arfa menginap di resort yang kami tempati selama empat hari terakhir. Besok siang kami akan ke pusat kota untuk membeli oleh-oleh, malamnya menginap di hotel sana, baru keesokan harinya kami pulang. Waktu yang kami habiskan selama di sini benar-benar berharga dan tak terlupakan. Meski sempat ada beberapa drama, tetapi itu sama sekali tak mengurangi kebahagiaan yang membuncah di hati. “Mas, masa malam ini malam terakhir nginep di sini, sih?” aku yang dari tadi sandaran di sofa bed dengan kedua tangan mengapit lengan Mas Arfa, kini mendongak sambil memasang ekspresi yang sengaja kubuat sedih. “Lain kali ke sini lagi, kalau ada kesempatan.” “Sebenarnya, daripada belum ikhlas pergi dari tempat ini, aku lebih takut menghadapi kenyataan.” “Maks