Beberapa bulan kemudian... “Masih mual, Na?” Mas Arfa kembali bertanya setelah aku meraih handuk kecil, lalu mengeringkan wajah. “Udah enggak, Mas, tenang aja.” Mas Arfa menuntunku keluar kamar mandi, lalu kembali naik ke tempat tidur. Dia bersandar di kepala ranjang, sementara aku memilih untuk bersandar di dadanya. Sejujurnya aku lemas sekali, tetapi aku masih belum ingin tidur. “Makin gembul aja, Na, perutmu,” ujar Mas Arfa sambil mengusap perutku yang sudah terlihat membuncit. “Iya, nih, sejak empat bulanan, cepet banget gedenya.” “Malah bagus, kan? Tandanya pertumbuhan Dedek di dalam lancar.” “Iya, sih. Tapi kalau kata Ibu kemarin, perutku udah kaya hamil enam bulan. Ya emang beda-beda sih ya, cuma emang aku ngerasa ini udah gede banget untuk ukuran belum ada lima bulan.