Dea menatap sinis perempuan berhak tinggi dengan balutan kain kurang bahan itu. Cih! Kenapa dirinya harus ketemu ondel-ondel disiang bolong gini sih. "Mas Sam, kamu disini?!" Nada keterlaluan cerianya itu membuat Dea semakin empet. Emang sih masalah fashion Dea kalah, masalah tinggi badan apalagi, dan masalah menor-menoran tentu kalah telak. Tapi setidaknya dirinya itu IMUT! Wajahnya gak boros kayak Arini. Sam menggumam kecil dengan kepala mengangguk sekali. Arini semakin mendekat, mempertipis jarak yang ada. "Waah bisa gak sengaja gita ya, kayak jodoh!" Serunya berbunga-bunga tanpa melihat wajah Dea yang semakin mirip kucing garong. "Berarti Mbak jodoh juga dong sama Mas siomay itu!" Dea menunjuk Abang penjual siomay yang kebetulan ada disebelah mereka membuat Abang itu hanya mendonga