“Sekarang.” Sebuah pesan masuk di ponsel wanita berseragam putih itu. Setelah membaca pesan itu, perawat bernama Mira itu pun memasukkan botol s**u dan juga peralatan lainnya ke dalam sebuah tas. Seorang lelaki tinggi memakai jas levis menunggunya di balik dinding. Matanya menatap tajam ruang bayi. Mira menatap lelaki itu kemudian menganggukkan kepalanya. Mira menelan ludahnya kasar. Dia berjalan ke pintu, membuka sedikit, kemudian membiarkan Reyhan menyelinap masuk. “Lakukan cepat. CCTV ruang bayi dan juga lorong ini sudah aku matikan,” bisik Mira dengan suara gemetar. Lelaki itu menatapnya dingin. “Bagus, Mira. Kau tahu apa risikonya kalau kau berkhianat, kan?” Mira menundukkan kepalanya. “Saya tahu, Pak. Tapi tolong, setelah ini, saya harus benar-benar pergi dari sini, ya? Bekerj