"Mama, besok kita pulang. Mama ikut kita pulang ya! Biar kita bisa tidur sama Mama terus! Huaaa!" Tangis kecil dua bocah kembar itu mewarnai kamar hotel tempat Alena menginap. Ardan dan Arman berdiri di depan Alena dengan wajah cemberut, mata mereka memerah karena menahan air mata. Alena berlutut, meraih tangan kecil mereka, tapi keduanya malah menarik tangannya menjauh. “Ardan, Arman … dengarkan Mama dulu, ya?” Alena berusaha bicara selembut mungkin, meski suaranya sendiri bergetar. Arman mendengus pelan. “Mama nggak mau pulang sama kita, Mama nggak sayang sama kita!” Ucapan itu menampar hati Alena begitu keras. Tangannya gemetar meraih pundak Arman, tapi si bocah malah memalingkan muka. “Sayang … kalian salah paham, Mama sayang banget sama kalian. Kalian adalah harta Mama yang palin