"Mira, anak-anak sudah siap?" tanya Reyhan saat lelaki itu akan mengantar si kembar ke sekolah. Mira hanya mengangguk tanpa kata. Wanita itu kemudian memanggil si kembar tanpa bicara pada Reyhan. Sudah seminggu ini, Mira jadi pendiam. Dia yang biasa cerewet kini mendadak irit bicara, sering melamun dan menyendiri tak pernah lagi bermain dengan si kembar. Meskipun, dia tetap melakukan tugasnya dalam merawat si kembar. Reyhan memperhatikan semua perubahan itu dengan perasaan bersalah yang terus menghantui. Setiap malam, ia terjaga, menatap langit-langit kamar, membenci dirinya sendiri karena telah kehilangan kendali. Tapi ia juga tahu, diam bukan solusi. Pagi itu, setelah si kembar diantar ke sekolah, Reyhan memberanikan diri. Ia menghampiri Mira yang sedang membereskan meja makan. “Mir,