Suasana begitu hening. Rami yang baru saja siuman hanya bisa berbaring lemah. Affandra memijit kakinya dan berulang kali meminta maaf jika telah menyakiti ibunya. Wanita paruh baya itu tak merespons. Ia palingkan wajahnya dan tatapan itu bermuara pada tirai jendela. Naira berdiri tak jauh dari ranjang sedangkan Joko duduk terdiam di sofa yang terletak di sudut kamar. Rami menggerakkan kepalanya, lalu melirik ke arah Naira. Wanita itu kembali memalingkan wajahnya. "Kenapa anak itu masih di sini?" gumam Rami datar, nada bicaranya sedikit menurun karena ia teramat lelah. Jari-jari Naira saling bertaut. Ia gemetaran. Affandra menatapnya lembut. Sementara Naira sibuk merangkai kata. "Saya ingin minta maaf kalau kedatangan saya mengganggu. Saya tidak punya maksud apa pun datang ke kota ini

