Bab 14.1: Devian dan Hatinya

297 Kata
Julian memasang wajah masam. Mata tajamnya memandang ke sekeliling di ruangan kerjanya. Ruang kerja yang sudah lama ia tinggalkan. Sejak kematian Jovanka, Julian sering kali menghabiskan waktunya untuk si miras. "Kabar buruk apa lagi?" tanya Julian geram. "Pasokan daging, telur, sayur-sayuran mulai—" "Mulai apa lagi?" potong Julian makin geram. "Mulai besok pasokan barang-barang itu mereka stop, Pak," terang pegawai itu. Julian kembali mengutuk teringat apa yang didengarnya tadi di restoran. Ia sekarang pontang-panting mencari di mana pun tempatnya yang mau kerja sama dengannya. Sayuran dan buah cukup gampang dicari. Daging dan ayam lumayan susah buat didapat. Namun, Julian yakin pasti karyawan di restorannya pasti bisa dapat ganti vendor. *** "Kamu ada masalah apa sama Julian, Dev?" Devian tertegun mendengar kalimat ayahnya. *** Devian sebenarnya tak ingin berlagak jahat. Namun, menurutnya kelakuan Julian kali ini sungguh kekanakan-kanakan di mata Devian. Tidak bisa lagi diberi toleransi oleh sang kakak. Julian patut diberi pelajaran. Supaya tidak main-main kepada orang lain. "Maaf kalau aku keterlaluan," ucap si Devian. "Aku enggak nyangka kamu beneran, Dev." "Beneran apa?" tanya Devian ke arah suara. "Beneran ke sini setiap hari," jawab si gadis. Devian dan Ruby kembali bertemu di pemakaman. "Masa aku mengada-ada, By," seloroh Devian. Ruby tersenyum. Merasa bahagia bisa mengenal Devian sedekat ini. Pria itu karismatik. Tanpa sadar, Devian lupa akan pesan apa saja yang ingin disampaikannya kepada Jovanka di pemakaman itu. Ia malah seolah-olah teralihkan sosok si Ruby di sana. Mereka terlibat obrolan seru lagi. "Malam ini aku pengen traktir makan, Dev." Devian menoleh ke wajah Ruby yang ceria. Devian tanpa ragu langsung setuju. Ia mengangguk tanpa beban. Malah ada sebuah senyum manis yang terbit di wajah itu. Entah mengapa Devian merasa duka di hatinya begitu saja berkurang. Ada rasa aneh yang entah apa, menelusup dalam jiwanya. Semacam rasa tenang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN