Bab 29.1: Ruby dan Pulang

772 Kata

Devian yang merasa usahanya buntu, memilih untuk pergi ke makam sang pujaan. Ia ingin duduk di sana sesorean tanpa perlu melakukan apa-apa. Devian tak punya pilihan yang mudah. Keduanya memiliki risiko yang besar. Semilir angin mengembuskan wangi kemboja. Tak ada yang ingin dilakukan Devian sekarang. Baginya, di tempat itu adalah tempat ternyaman. "Dev!" Devian menoleh ke sumber suara. Di belakangnya sudah berdiri Ruby yang terlihat menenteng tas. Rambut gadis itu berkibar. Seperti dalam sebuah film, adegan itu melambat. Devian yang sebenarnya tak berpikir akan bertemu Ruby di sana, bersikap kaku. "Aku udah mau pulang, By," jawab si pria. Devian bergegas bangkit, Akan tetapi, Ruby menahannya dengan cepat. Tak ingin ia mengganggu kenyamanan si pria yang sedari tadi terli

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN