Bab 23.2: Gadis Pembantu Belia

785 Kata

Julian menghabiskan malam itu tentu dengan sang wanita penghibur yang disewanya. "Terima kasih untuk kebaikanmu, Pak Julian!" "Terima kasih juga buat waktu kamu, Sin." Namanya Sintia, anak yang baru saja remaja. "Apa saya boleh pulang sekarang, Pak Julian?" Julian yang masih bermalas-malasan seraya memeluk guling itu sedikit tak setuju. "Gimana kalau mandi dulu?" tawar si pria. "Tentu saya mandi dulu, Pak," sahut si gadis. "Bareng?" Ada kilat ketakutan dan keraguan di mata gadis belia itu. Gadis belia yang semalam baru saja bersyukur karena Julian tak menyentuh tubuhnya. Akan tetapi, pagi ini ada sebuah pertanyaan yang membuat ketakutannya timbul. Gadis itu menatap Julian was-was. Ia takut untuk menjawab. Bahkan, pelan sekali wajahnya mulai tertunduk. Tak berani lagi me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN