Bab 15.3: Perjalanan yang Mengejutkan

997 Kata

"Korban terpantau dengan baik," kata Sakti. Setelah mengirim berkas suara lewat ponsel pintarnya, kini mata itu balik mengawasi. Devian dan Ruby tak sadar ada mata mengawasi. Kedua orang itu asyik menyantap apa yang terhidang di atas meja. Makan di restoran romantis atas bukit dengan pemandangan indah dan udara sejuk membuat mereka seolah-olah sejenak melupakan suasana kota yang panas. Tampang mereka terlihat menikmati. "Ada rencana apa kamu besok?" tanya Devian. "Biasalah aku di rumah aja," sahut si gadis. Sebuah lengkung di bibir Ruby begitu memesona. "Kamu tahu enggak, aku lagi bingung sendiri?" Ruby menggeleng. Kenapa Devian tak seperti biasanya. Mata itu tampak tak lepas dari matanya sejak tadi. Pria itu terus saja tersenyum. "Kenapa?" Devian mengulurkan tangannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN