Bab 13.1: Pesan Mama Ruby

311 Kata
Ruby Ziya, wanita sahabat Jovanka itu tiba-tiba teringat Jovanka. Rasa rindu wanita itu begitu menggebu. Rindu di hati yang Ruby yakin tidak bisa lagi ia tahan. "Kayaknya aku harus ke makam Jovi sekarang." Ruby menyudahi acara membacanya segera. Wanita itu mengganti pakaian dengan setelan. "Mau ke mana, By?" tanya sang mama heran. "Ke makam Jovi, Ma sebentar," jawab Ruby. "Sendiri?" "Iya." Mama menghela napas kasar. Merasa tak seharusnya sang anak kehilangan begitu dalam. Bukan apa-apa, wanita itu paham mereka bersahabat. Teringat dahulu sebelum Jovanka itu menjadi istri Julian, ia sering datang menginap. Sejak menjadi istri Julian, Jovanka tak terlihat. "Mama cuma khawatir sama kondisi kamu." "Ruby sehat-sehat aja, Ma," ujar sang anak. "Pesan Mama, jangan dekat-dekat, ya, By!" Ruby mengerutkan kening. Menatap mamanya serius. Tak paham maksud mamanya. Mamanya yang paham ketidaktahuan sang putri hanya mengangguk. Mata tuanya menyirtakan sebuah pesan. Ia seolah-olah tak ingin putrinya dekat-dekat dengan keluarga Jovanka. Sang wanita merasa Julian dan keluarga si pria sangat berbahaya. Dalam benak wanita itu, Jovanka mungkin saja tak bunuh diri. Kemungkinan besar pria yang jadi suaminya itulah pembunuh aslinya. "Dekat-dekat siapa, sih, Ma?" tanya si anak. "Julian." Ruby mengangguk. Sebab selama pria itu tidak pernah memberikan sebuah senyum pun kepadanya. Pria itu amat dingin kepada Ruby. "Julian bukan pria yang Ruby ingin di dalam hidup ini, Ma," jawab Ruby tak semangat. Mamanya sedikit berbinar. Entah apa yang tiba-tiba merasuki otaknya, sang mama hanya ingin memastikan Ruby baik-baik saja. Tidak mengalami apa yang Jovanka alami. Sebab, begitu tak terbayangkannya jika suatu hari anak satu-satunya itu mengalami hal yang semenyakitkan Jovanka. Pria macam Julian harus dicoret dari daftar. Daftar calon menantu tentu saja. Sang mama bahkan tidak melihat hal baik dari pria itu. Pria arogan bahkan jauh sebelum sesukses sekarang. Julian bukan contoh yang baik. Si pria hanya beruntung karena keluarganya kaya dan baik. Jujur saja, Julian tidak sebaik Tuan dan Nyonya Hartawan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN