Bab 18: Devian yang Menyedihkan

1000 Kata

Pagi menjelang, Ruby bangun dalam kondisi yang tak layak dilihat. Wajah itu terlihat agak sembap. Rambut tak karuan dan banyak bercak merah di kulitnya. Gadis itu mendapati Julian yang ada bersamanya. "Selamat pagi, Nyonya Julian," sapa si pria. "b******k!" Julian yang tadi duduk di sofa, kini ia bangkit. Ruby membungkus tubuhnya dengan selimut. "Mau ke mana?" tanya Julian dengan santai. "Di mana baju gue?" tanya Ruby tidak peduli. Julian Aditama tertawa. Ia merasa tak lagi bisa dikalahkan oleh kakaknya. Si gadis akan dijadikan senjata melawan Devian Aditama. "Mau ditemenin ke kamar Devian, ya, By?" Julian meledek Ruby dengan bahagia dan merasa menang. Ingin rasanya ia menyeret Devian ke kamar itu saat ini juga untuk memamerkan hasil karya semalam berdua dengan Ruby. Ju

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN