Melihat Arsen yang marah, dan menolak mentah-mentah permintaan Pak Wijaya. Kali ini, giliran Bu Endang mulai mendekati Arsen, dengan mengusap punggung lembut nampak wanita paruh baya, masih terlihat cantik itu membujuk Arsen. "Sayang ... dengerin Mama dulu, sama Papa, ya. Kami hanya ingin yang terbaik untuk kamu, Nak.'' "Coba kamu lihat kami yang mulai menua, dan kami ingin melihatmu menikah, bahagia bersama pendampingmu, lalu memiliki seorang anak, sebelum kami tiada, sungguh kami hanya menginginkan yang terbaik buat kamu.'' "Tapi, kalau kamu terus memikirkan gadis yang entah dia ada dimana. Takutnya, itu akan menjadi harapan semu. Tolong buka hatimu untuk wanita lain, ya, Sayang. Ini untuk masa depanmu, biar kamu juga tidak terlarut dalam kesedihan," Bu Endang membujuk Arsen, dan itu