Lova menyilangkan kedua tangan di depan d**a dan menatap Zegan dengan waspada. Kedua kakinya menyilang melindungi bagian sensitifnya agar terjaga dari pandangan pria yang saat ini masih berdiri di depan pintu. “A- apa yang kau lakukan di sini? Cepat keluar!” Zegan hanya diam kemudian berjalan menuju wastafel, mencuci tangannya juga mencuci muka. Lova menatap Zegan dengan waspada tanpa melunturkan raut wajah penuh kemarahan. Bisa-bisanya pria itu masuk saat ia sedang asyik mandi dan berpikir dia tak akan kembali lagi. Zegan membasuh wajahnya dengan tenang kemudian mengeringkan wajahnya menggunakan handuk kecil setelah selesai. Ia lalu membalikkan badan dan menatap Lova yang menatapnya seperti kucing galak. “Sepertinya kau sangat senang sampai-sampai membuat konser dengan suara cempr