Anggoro nampak tersenyum dengan menenteng sebuah paper bag di tangan. Berjalan dengan langkah lebar dan percaya diri, pria itu menghampiriku dan Pram. Aku pun berdiri untuk menyambut kedatangan Pak Dosen ini, mengabaikan tatapan sinis Pram. “Mas,” sapaku, begitu jarak Anggoro sudah semakin dekat. “Selamat sore,” sapa Anggoro dengan senyum lebar yang teramat ceria. “Apakah kedatangan saya menganggu?” tanyanya kemudian. “Tidak mengganggu sama sekali, Mas,” sahutku cepat, sebelum Pram menjawab lebih dulu. “Baru pulang ngajar ya, Pak Dosen?” tanyaku yang dengan sengaja menyebut profesi Anggoro. “Iya, baru saja pulang. Dan tadi saya mampir beli ini untuk anak-anak,” jawab Anggoro yang menyerahkan paper bag yang ternyata berisi cokelat. Aku menerimanya dengan senyum lebar, menghargai pember