CHAPTER 29

1228 Kata
Aiden kembali ke mansion milik keluarganya setelah selesai bertemu dengan Daniil untuk membahas beberapa rencana mereka. Ada sebuah chip rahasia yang akan melengkapi rencana mereka untuk membantai pemerintahan Rusia. Benda kecil itu menjadi hal terpenting untuk meledakkan bom di bawah istana putih dan di beberapa lokasi kementerian setempat. Daniil juga merancang sebuah alat pendeteksi untuk merekam semua percakapan yang terjadi di istana putih. Dia mendengar dari salah seorang mata-mata kalau pemerintah hendak menangkap dan membasmi semua antek-antek Russian Mob yang terkenal dengan kejahatan mereka seperti perdagangan manusia, pembunuhan para pejabat kaya, serta narkoba. Hal itu pun membuat Daniil ingin menguasai Rusia. Ia akan menjadi pemimpin di balik layar yang akan mengendalikan setiap pergerakan Rusia. Aiden memang setuju untuk menjalin kerja sama dengan Daniil hanya karena dia ingin kekuasaan yang lebih besar. Selama ini dia lah yang menjadi bos tersembunyi di klan Red Tiger tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali ayah angkat dan ayah kandungnya. Ada rahasia yang disembunyikan Aiden dari Christian dan ia harap Kakaknya tidak akan pernah tahu. Aiden masuk ke dalam kamarnya. Dia membuka kotak khusus yang dia simpan di dalam brankas. Pria itu mengambil sebuah flashdisk palsu yang berisi chip di dalamnya. Sebenarnya Aiden tidak pernah ingin memihak kepada Daniil, oleh sebab itulah dia mengelabui kelompok mafia tersebut lalu menukar chip yang asli dengan yang palsu. Yang sekarang berada di tangannya merupakan salinan dari yang asli. Aiden berencana untuk menyingkirkan Kakaknya terlebih dahulu sebelum Christian mengetahui kalau dirinya lah seorang pengkhianat di dalam Klan mereka. Ia sengaja datang ke tempat Daniil untuk mencari informasi tentang Kakaknya karena kalau Aiden menggunakan mata-mata untuk mengikuti Christian, itu akan menimbulkan masalah. Dia tidak bisa bertindak gegabah dengan mengerahkan anak buahnya sendiri. "Sekarang tinggal memberi chip salinan ini kepada kekasih Eugene. Setelah itu, Daniil akan menyadari kalau chip miliknya palsu lalu dia akan melacak keberadaannya dan..." Aiden tersenyum miring. Sebenarnya dia tidak ingin melukai Kakaknya, tapi dia pun berpikir cemerlang. Kalau Kakaknya mati, otomatis dia akan menguasai Red Tiger untuk dirinya sendiri kemudian dia bisa mengalahkan Daniil yang bodoh itu. Yang paling penting, Aiden harus menyingkirkan Christian sebelum terlambat. ... Queenie tengah bersiap di pagi itu. Dia begitu semangat untuk menjalani kuliah hari ini karena nanti siang, Christian hendak mengajaknya jalan-jalan bersama Crystal juga. Jujur, Queenie sangat merindukan gadis kecil itu. Dia bertanya-tanya apakah Crystal juga rindu padanya? Setelah dirasa siap, Queenie pun keluar kamar. Pagi ini dia akan diantar oleh Papanya karena kedua kakaknya sedang tidak di tempat. Queenie yang masih senyum-senyum sendiri membuat Stefan penasaran. Sedari kemarin putrinya ini tidak berhenti tersenyum seperti ada yang menyenangkan. "Sepertinya mood mu sedang baik, nak?" Tanya Stefan ketika mobil telah bergerak meninggalkan rumah. Sesekali dia melirik putrinya yang masih senyum-senyum di sampingnya. "Tentu saja, Papa. Aku sangat senang," Balasnya jujur. Stefan ikut tersenyum melihat Queenie yang bahagia seperti ini. Seperti ada sesuatu yang ikut membuat hatinya berbunga jika melihat putri kesayangannya dalam kondisi yang baik. "Jam berapa pulang?" "Agak sore. Ada sedikit urusan di kampus. Papa jangan khawatir, aku pulang naik taksi," Jawabnya. Bersama pacarku tentu saja. Hahaha. Stefan tidak lagi berbicara. Dia mengemudikan kendaraan sampai ke depan gedung universitas di mana putrinya belajar. Queenie pun keluar dari mobil setelah mencium pipi Papanya. Dia melambai sebentar sebelum berjalan riang ke dalam kampus. Stefan menggeleng kecil melihat tingkah Queenie yang seperti anak kecil setiap saat. Baguslah kalau Queenie tidak pernah merasa sedih sepanjang hidupnya. Queenie menaiki tangga dengan perasaan yang riang. Hari ini tidak ada jadwal kelas dengan Christian, tapi nanti siang mereka akan berjumpa. Astaga, padahal baru kemarin mereka berpisah, tapi Queenie sudah dilanda kerinduan yang membuncah. Gadis itu berhenti di lantai tiga. Ia menoleh ke sekitarnya untuk mencari para mahasiswa yang berlalu-lalang, tapi tidak didapatinya satu orang pun. Dia melirik jam di ponselnya dan ini memang belum memasuki jadwal kelas. Queenie melangkah cepat ke koridor kanan. Dia ingin menemui Christian pagi ini sebelum masuk ke kelas. Anggap saja sebagai penyemangat pagi. Tanpa mengetuk lagi Queenie langsung masuk ke dalam ruangan milik Christian. Pintunya tidak dikunci dan itu artinya Christian sudah datang. "Nona Anderson?" Suara berat Christian menyapanya dari dalam. Queenie sedikit mengerlingkan matanya kepada sang kekasih sembari mendekati Christian yang sedang menyusun barangnya. "Ihh, jangan sok formal seperti itu, Daddy. Kita hanya berdua di sini," Ucapnya ringan. Queenie mengalungkan kedua tangannya di leher Christian lalu berjinjit untuk dapat menciumnya. Christian menahan bahu Queenie meski dia sudah sangat tergoda dengan tingkah gadis ini. "Ini area kampus, Nona Anderson. Kau harus hati-hati." Queenie mencebik tidak suka,"Padahal kemarin-kemarin kau menghukum ku di sini, Daddy. Kenapa tiba-tiba tidak mau ciuman denganku?" Queenie begitu frontal dengan ucapannya. Terlihat sekali kalau Queenie baru pertama kali punya pacar makanya tindakannya selalu agresif dan di luar nalar. "Aku tahu, tapi ini tidak boleh dilanjutkan lagi selama di kampus. Kita akan bertemu di parkiran belakang siang ini. Di situ aku akan mencium mu habis-habisan." "Tapi aku mau satu ciuman dulu pagi ini," Queenie kembali mendekatkan bibirnya, tapi Christian menolak. Dia tertawa di dalam hati karena melihat wajah Queenie yang sudah sangat merah karena malu dan keinginan besar untuk dicium olehnya. Sabar, Christian. Kau harus bisa mengendalikan diri. "Menginap lah malam ini di tempatku." "Tidak mau. Nanti aku jadi bulan-bulanan mu," Sungutnya. Christian tertawa kecil mendengarnya. Tentu saja pasti akan ada hal yang iya-iya apabila Queenie kembali menginap di apartemennya. "Crystal sering menanyakan mu." "Hmm... Aku juga rindu padanya, Daddy. Kapan aku bisa bertemu Crystal lagi?" "Siang ini kan kita pergi bertiga? Kau bisa melepas rindu padanya sampai nanti sore," Jawabnya. Queenie senang karena akhirnya dia bisa bertemu dengan putri pura-puranya itu. Dia ingat ucapan Mia kala itu, Queenie mesti mengambil hati anaknya sebelum mendekati ayahnya. Memang terdengar licik, tapi dia harus mau melakukan itu. "Kita akan menikah kan, Dad?" Pintanya penuh harap. Christian melepas pelukan Queenie lalu menyentil dahinya pelan,"Kuliah dulu benar-benar, Nona Anderson." "Ihh, aku tidak mau kuliah. Aku mau menikah denganmu saja. Aku tidak peduli kalau tidak lulus kuliah," Balasnya kian berani. Christian hanya menggeleng kecil lalu dia menepuk pundak Queenie,"Masuk lah ke kelas. Aku tahu kau pasti belum selesai mengerjakan tugas kuliah, kan?" "Eh? Dari mana Daddy tahu?" Christian mengedipkan satu matanya kepada Queenie,"Karena kau memang pemalas." Queenie menekukkan bibirnya lalu dia pun segera melangkah keluar ruangan. Ada benarnya juga, hari ini ada Profesor menyebalkan yang akan mengajar kelasnya. Pasti sangat membosankan sekali berada di dalam kelas. ... Seperti janji Christian tadi pagi, mereka benar-benar bertemu di parkiran. Queenie masuk ke dalam mobil Christian dan begitu dia duduk, pria itu langsung menarik bahunya dan menciumnya seperti orang kehausan. Queenie sedikit memberontak karena lututnya tidak sengaja membentur dashboard mobil. Namun, rasa ngilu di lututnya itu tidak terasa karena ciuman Christian membuatnya lupa diri. "Sialan, aku bisa bercinta denganmu di sini, saat ini juga!" Geramnya. Queenie tersengal-sengal oleh ciuman ganas yang diberikan Christian. Sungguh, apakah Tuhan menciptakan Christian untuk menjadi seorang pencium yang hebat? "Ayo pergi. Nanti ada orang yang memergoki kita di sini," Pinta Queenie. Christian membenarkan posisi duduknya lalu dia pun menghidupkan mesin. Siang ini mereka akan pergi ke restoran di mana Tommy dan Crystal menunggu. Kebetulan sekali karena adiknya itu membawa Crystal untuk makan siang. "Kita ke sini?" Tanya Queenie ketika mobil berhenti ke sebuah restoran. Christian menunjuk dua orang yang sedang makan di dalam restoran. Senyum Queenie langsung merekah indah begitu dia melihat gadis kecil yang sangat ia rindukan itu. Ia membuka pintu mobil lalu berlari kecil ke dalam restoran. "Crissy!" Panggilnya agak kuat sampai membuat pengunjung lain menoleh padanya. Jika saja orang-orang di sini merupakan tipikal orang tua yang ingin ketenangan, maka sudah pasti Queenie akan ditendang keluar. TBC A/N : Halo Selamat Hari Raya Idul Adha :) Maaf ya saya telat update
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN