*Author Pov*
Juna semakin gugup saat mereka berada di bangku pemain, menunggu tim lawan bersiap-siap. Ia tidak menyangka jika yang menjadi lawan mereka adalah pemenang klub antar sekolah daerah beberapa bulan lalu.
Apalagi berada di bangku pemain di hadapan banyak orang seperti ini benar-benar menambah tekanan untuk dirinya. Walaupun ia juga pernah berada di posisi ini saat lomba pencak silat, tetapi bukan berarti ia terbiasa. Justru saat-saat seperti inilah yang tidak di sukai oleh nya.
Rio sangat menyadari jika anggota timnya kembali gugup, apalagi setelah tahu jika lawan mereka langsung berlevel cukup tinggi. Jika boleh jujur, ia pun jadi tidak yakin apakah mereka bisa bertanding dengan baik. Tetapi setidak percaya diri Rio, ia tidak ingin membuat anggota nya semakin merasa gugup dan tidak percaya pada kemampuan mereka.
"Kita akhirnya sudah berada di titik ini, walaupun ini baru babak penyisihan pertama, tetapi untuk kita pertandingan ini juga adalah titik awal kita untuk bangkit dan berkembang. Kalah menang bukanlah menjadi prioritas kita sekarang, yang penting kita bermain sebaik mungkin agar tidak mengecewakan orang-orang yang sudah mendukung kita dan mempercayakan kemampuan kita." ucap Rio pada anggota nya.
Alvan pun menyetujui ucapan Rio dan ikut memberi kan mereka semangat. Bukan hanya sebagi pelatih juga sebagai orang yang mempercayai kemampuan mereka semua.