Begitu suara bel rumah berdenting, pintu terbuka dan muncullah seorang perempuan paruh baya dengan wajah ramah serta langkah penuh hormat, Bi Ratna. Rambutnya disanggul rapi, tubuhnya agak berisi, dan senyumnya tulus penuh kehangatan. “Selamat datang, Den Arshan dan Non Sanvi,” sambut Bi Ratna dengan suara lembut. Nada panggilannya khas, karena ia memang terbiasa menyebut “Den” untuk tuannya dan “Non” untuk tamu perempuan yang dianggap istimewa. Arshan dan Sanvi tersenyum hangat menyambut, lalu melangkah masuk ke ruang tamu. Sanvi sempat merasa canggung, tapi sambutan Ratna membuatnya sedikit tenang. Mereka duduk di sofa ruang tamu yang luas dengan nuansa klasik modern. Tanpa menunggu perintah, Ratna langsung sigap mengangkat koper-koper besar milik Sanvi dan membawanya menuju kamar uta

