Andini duduk tegak di kursi kulit, berhadapan dengan Herdi. Di antara mereka tergeletak sebuah map berisi laporan penyelidikan tentang Vano, Melati, Surya, dan keluarga Farhat yang diawasi oleh anak buah Herdi. “Dia mulai bicara,” ucap Herdi perlahan. “Vano. Dia akhirnya buka mulut.” Andini menoleh cepat. “Tentang Melati?” “Iya. Katanya Melati memang merencanakan semuanya. Bukan cuma untuk Ferdi, tapi juga Roy.” Wajah Andini memucat. “Dia bilang,” lanjut Herdi, “akan mengungkapkan semua… asal ada jaminan. Dia takut ancaman dari Surya.” “Surya?” bisik Andini. “Ayah Melati?” Herdi mengangguk tipis. “Vano bilang, Surya jauh lebih berbahaya kalau merasa nama keluarganya tercemar. Dia mau perlindungan hukum. Kalau tidak, dia akan bungkam sampai mati.” Andini bersandar, matanya tajam men

