Langit sore tampak kelabu ketika Herdi memarkir mobilnya di depan restoran semi-formal yang terletak agak tersembunyi di kawasan elite. Tempat yang cukup tenang untuk pembicaraan serius, tapi cukup publik jika salah satu dari mereka ingin main ancam-ancaman. Roy sudah duduk di pojok, memakai kemeja putih bersih, dasi dilepas, dan wajahnya tampak tegang. Herdi melangkah mendekat, menjaga ekspresinya tetap datar. Begitu ia duduk, Roy langsung membuka percakapan. “Aku harap tidak ada yang tahu paman menemuiku di sini.” Kalimat pertama yang langsung jadi serangan pembuka. Herdi tersenyum lalu duduk, "Aku tidak menyangka kamu akan menghubungiku." "Aku tidak tahu harus menghubungi siapa lagi di situasi saat ini." "Apa ini situasi yang sama atau kamu sedang berencana mengubah posisi?" pancin

