Bab 70 Ruang Kaca

1150 Kata

Pagi itu langit di atas kantor pusat Martenez Corp terlihat seperti baja dingin—abu-abu, kokoh, menekan. Angin dingin menerpa jendela besar lantai dua puluh dua tempat rapat keluarga sedang berlangsung. Ferdi duduk di kursi utama ruang kaca itu, jas hitamnya terpasang rapi, wajahnya tenang tapi sorot matanya tajam seperti sedang menakar langkah lawan. Di sampingnya, Andini duduk anggun, perutnya yang membesar sedikit membatasi gerak, namun bukan kecerdasannya. Di depan mereka, Herdi sudah menata tumpukan berkas, laptop terbuka, dan grafik saham terpampang di layar lebar di belakang. “Surya mulai menggerakkan orang-orangnya,” ucap Herdi datar. “Kemarin, tiga pemegang saham minoritas melepas total 2,5 persen saham. Kita kehilangan kendali di sisi timur dewan.” Ferdi mengangguk perlahan, m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN